I.
JUDUL
: KASTRASI DAN VASEKTOMI PADA KUCING
II.
TUJUAN
:
1. Mengetahui
pengertian Kastrasi dan Vasektomi
2. Mengetahui
macam-macam metode kastrasi
3. Mengetahui
teknik operasi kastrasi dan vasektomi
4. Mengetahui
keuntungan serta kerugian dari kastrasi dan vasektomi
III.
TINJAUAN
PUSTAKA
A. KASTRASI
Sistem reproduksi jantan terdiri dari
dua testes (testikel) yang terbungkus di dalam skrotum. Testis menghasilkan
spermatozoa (sel kelamin jantan) dan testosterin atau hormone kelamin jantan.
(Frandson, 1993).
Testis
merupakan organ primer dari alat reproduksi jantan yang menghasilkan
spermatozoa dan hormone-hormon reproduksi, khususnya testosteron. Saat dewasa
kelamin testis turun dari rongga perut ke dalam skrotum melalui kanalis
inguinalis. Contoh tindakan bedah yang dilakukan terhadap testis adalah
kastrasi. Kastrasi atau orchiectomi adalah tindakan bedah yang dilakukan pada
testis, berupa pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh.
Orchidektomi atau kastrasi adalah sebuah
prosedur operasi/bedah dengan tujuan membuang testis hewan. Kastrasi ini
dilakukan pada hewan jantan dalam keadaan tidak sadar (anastesi umum). (Waluyo,
2009).
Metode
kastrasi dibagi menjadi dua macam yaitu:
1. Metode
terbuka
Sayatan dilakukan sampai tunika
vaginalis communis, sehingga testis dan epididimis tidak lagi terbungkus
2. Metode
Tertutup
Sayatan hanya sampai pada tunika dartos,
sehingga testis masih terbungkus oleh tunika vaginalis communis. Peningkatan
dan penya yatan pada funiculus spermaticus.
Kucing yang akan dikebiri harus dalam
keadaan sehat. Sebagian besar kucing dikebiri ketika berumur 5-8 bulan. Para
ahli perilaku hewan menyarankan mengkebiri kucing sebelum memasuki masa puber,
karena dapa mencegah munculnya sifat/perilaku kucing yang tidak diinginkan.
Keuntungan kastrasi, antara lain:
1. Mecegah
kelahiran anak kucing yang tidak diinginkan
Salah satu keuntungan mengkebiri kucing
adalah mencegah kelahiran anak kucing yang tidak diinginkan. Selain menjaga
populasi kucing tetap terkendalikan, tindakan ini juga memungkinkan pemilik
kucing bisa merawat kucing-kucingna dengan maksimal.
2. Kurang
Agresif Terhadap Kucing Lain
Testosteron adalah hormon kelamin
jantan. Hormon ini mempengaruhi banyak pola-pola perilaku pada kucing jantan.
Salah satu perilaku yang banyak dipengaruhi hormon testosterone adalah perilaku
agresi. Setelah kebiri, perilaku ini cenderung berkurang banyak. Spraying/urine
marking spraying/urine marking adalah salah satu perilaku alami kucing jantan
yang tidak dikeiri. Sebagian besar perilaku ini hilang setelah kucing di
kebiri.
3. Tidak
Suka Berkeliaran
Kucing betina yang sedang birahi
mengeluarkan feromon yang dapat menyebar melalui udara. Feromon ini dapat mencapai daerah yang
cukup jauh. Kuing jantan dapat mengetahui dimana letak kucing betina yang
sedang birahi melalui feromomon ini, lalu kemudian mecari dan mendatangi sang
betina meskipun jaraknya cukup jauh. Kucing jantan yang telah dikebiri
cenderung tidak bereaksi terhadap feromon ini dan lebih suka diam di dalam
rumah.
4. Lebih
jarang terluka
Keuntungan medis lain dari kebiri adalah
jarangnya kucing terluka akibat berkelahi dengan kucing lain. Semakin jarang
terluka semakin kecil juga kemungkinan terkena penyakit yang dapat menular
melalui luka/kontak.
5. Peningkatan
Genetik
Beberapa kucing dikebiri
mempunyai/membawa cacat genetic. Diharapkan kucing-kucing cacat tersebut tidak
dapat lagi berkembang biak, sehingga jumlah kucing-kucing cacat dapat
dikurangi.
6. Mengurangi
Resiko Tumor dan Gangguan Prostat
Tumor dan gangguan prostat lebih sering
terjadi pada anjing, pada kucing jarang sekali erjadi. Sebagian besar gangguan
pada prostat berhubungan dengan hormon testosterone yang dihasilkan oleh
testis. Tindakan kebiri menyebabkan hewan tidak lagi menghasilkan hormone
tersebut, sehingga esiko tumor dan gangguan pada prostat dapat dikurangi.
7. Cenderung
Lebih Manja
Sebagian besar perilaku agresif pada
kucing jantan dipengaruhi hormone testosterone. Kucing yang dikebiri cenderung
tidak agresif dan lebih manja.
Kelemahan dari
kucing yang dikastrasi antara lain:
1. Kegemukan
atau obesitas. Rata-rata seekor kucing jantan yang dikastrasi membutuhkan
asupan kalori sebanyak 25 % untuk menjaga berat badannya dan karena kucing yang
dikastrasi memiliki rata-rata proses metabolisme makanan yang rendah maka
asupan nutrisi tersebut akan disimpan menjadi lemak, sehingga menimbulkan
kegemukan.
2. Kehilangan
untuk memperoleh keturunan yang potensial/berharga terutama untuk para breeder.
3. Penurunan
kadar testosterone mengakibatkan kehilangan sifat maskulinasi dan penurunan
fungsi otot-otot badan. Penurunan kadar testosterone juga mengakibatkan
penundaan penutupan pertumbuhan tulang panjang, sehingga kucing yang dikastrasi
pertumbuhan tulang-tulang ekstremitasnya lebih panjang dibandingkan yang tidak
dikastrasi.
B. VASEKTOMI
Vasectomy adalah suatu tindakan
pengikatan vas deferens yaitu mengeluarkan buluh dengan tindakan pembedahan
istimewa pada vas deferens untuk menghambat pertemuan sperma dengan ovum pada
hewan betina sehingga tidak terjadi fertilisasi (Jamilah, 2001).
Newman (2002) menyatakan bahwa vasectomy
adalah pengangkatan ductus deferens, atau sebagian darinya secara bedah
dilakukan untuk menghasilkan infertilitas. Cross-V; vasektomi yang dilakukan
dengan memotong vas deferens kanan dan kiri kemudian bagian bawah masing-masing
potongan (bagian yang masih melekat pada epididimis) saling diikat, teknik ini
mencegah rekanalisasi sambil masih memungkinkan rekontruksi bedah
Sistem reproduksi jantan pada mamalia
terdiri dari dua testes (testikel), serta organ tambahan meliputi
duktus-duktus, kelenjar-kelenjar dan penis (Frandson, 1992). Saluran
reproduksi terdiri dari duktus deferens (vas deferens) yaitu saluran yang
mengangkut sperma dari ekor epidydimis ke urethra. Dindingnya mengandung otot
licin yang penting dalam mekanisasi pengangkutan semen waktu ejakulasi,
konsistensinya seperti tali. Dekat ekor epididymis,vas deferens berliku-liku dan
berjalan sejajar dengan badan epididymis (Frandson, 1992).
Duktus
deferent (vas
deferens) bertugas adalah untuk
mendorong spermatozoa dan cairannya dengan cepat, dari epididimis menuju urethra
ketika terjadi ejakulasi. Ketika berada dalam urethra, spermatozoa bercampur
dengan sekresi dari kelenjar assesoris saluran reproduksi untuk membentuk
semen, yang akan dikeluarkan atau disemprotkan
ke dalam saluran reproduksi betina.
Saluran reproduksi
terdiri dari duktus deferents (vas deferents) yaitu tempat pematangan dan
tempat penyimpanan sementara sperma. Selanjutnya vas deferents yaitu merupakan
suatu saluran untuk mengangkut sperma ke vesika seminalis (kantung sperma).
Arah vas deferensia ini ke atas, kemudian melingkar dan salah satu ujungnya
berakhir pada kelenjar prostate, dan dibelakang kandung kemih saluran ini
bersatu membentuk duktus ejakulatoris sama-sama berakhir di ujung penis
(Anonimus, 1996).
Vasektomi
adalah istilah dalam ilmu bedah yang terbentuk dari dua kata yaitu vas dan
ektomi. Vas atau vasa deferensia artinya adalah saluran benih yaitu saluran
yang menyalurkan sel benih jantan (spermatozoa) keluar dari buah zakar (testis)
yaitu tempat sel benih itu diproduksi menuju kantung mani (vesikulaseminalis)
sebagai tempat penampungan sel benih jantan sebelum dipancarkan keluar pada
saat ejakulasi. Ektomi atau ektomia artinya pemotongan sebagian, jadi vasektomi artinya adalah
pemotongan sebagian (0.5 cm – 1 cm) saluran benih sehingga terdapat jarak
diantara ujung saluran benih bagian sisi testis dan saluran benih bagian sisi
lainnya yang masih tersisa dan pada masing-masing kedua ujung saluran yang
tersisa tersebut dilakukan pengikatan sehingga saluran menjadi buntu atautersumbat. Pada prinsipnya
vasektomi adalah memotong saluran sperma jantan. Tujuannya untuk mencegah
terjadinya pertemuan cairan sperma dan sel telur, yaitu untuk mencegah kebuntingan (Jamilah, 2001).
Dalam
metode yang lebih baru, vasektomi dapat dilakukan dengan cara tanpa pembedahan.
Dengan metode ini, dokter hanya meraba saluran vas deferens di bawah kulit
skrotum dan menahannya dengan sebuah penjepit kecil. Lalu sebuah alat khusus
dipakai untuk membuat sebuah tusukan pada kulit skrotum dan memperlebarnya
sehingga saluran vas deferens terlihat dan dapat dipotong serta diikat.
Prosedur ini menghasilkan perdarahan yang sangat sedikit dan tidak diperlukan
jahitan pada bekas luka tusukan yang dapat sembuh secara cepat dengan
sendirinya (Anonimous, 2006).
Namun,
metode vasektomi yang terbaru dikembangkan dengan cara benar-benar tidak
menghasilkan pendarahan. Untuk menentukan lokasi vas deferens diraba di bawah
kulit skrotum lalu dengan menggunakan sebuah penjepit plastik khusus, vas
deferens ditahan agar tetap pada tempatnya di dalam lipatan kulit. Pada
penjepit plastik itu tertanam sebuah transducer plastik melengkung yang
menghasilkan gelombang suara ultra sebesar 5 watt. Bentuk transducer yang
melengkung agar fokus gelombang suara ultra tersebut tertuju pada saluran vas deferens
yang berada beberapa milimeter di bawah permukaan kulit. Tembakan denyut
gelombang suara ultra yang selama 20 hingga 50 detik itu memanaskan vas
deferens hingga 500C. Tembakan itu mematikan sel-sel di dalam
dinding saluran yang kemudian membekukan dan menyumbat saluran (Anonimous,
2006).
Pada
pemeliharaan hewan pejantan vasektomi menghambat kesuburan hewan jantan.
Vasektomi ini kurang dianjurkan karena hewan akan aktif, agresif dan proses
urinasi tetap berlangsung, produksi hormonal tetap berlangsung karena
dihasilkan oleh sel-sel leydig’s tidak memberikan perubahan yang berarti akibat
vasektomi (Fossum, 2002).
PREANESTESI
Obat-obatan preanestesi digunakanuntuk
mempersiapkan pasien sebelum pemberian agen anestesi baik itu anestesi local,
regional ataupun umum. Tujuan pemberian agen preanestesi tersebut adalah untuk
mengurangi sekresi kelenjar ludah, meningkatkan keamanan pada saat pemberian
agen anastesi, memperlancar induksi
anestesi, mencegah efek bradikardi dan muntah setelah ataupun selama anestesi,
mendepres reflek vagovagal, mengurangi rasa sakit dan gerakan yang tidak
terkendali selama recovery (Kumar, 1996).
Atropin Sulfat
Atrofin sulfat berbentuk Kristal putih,
tidak berwarna dan tidak berbau. Atropin dalam betuk bentuk bubuk atau tablet harus
disimpan dalam container tertutup dengan suhu 15o-30o C,
sedangkan dalam bentuk injeksi harus disimpan pada suhu kamar.
Atropin sebagai premidikasi diberikan
pada kisaran dosis 0,02-0,04 mg/kg, yang diberikan baik secara subkutan, intra
vena maupun intra muskuler, sedangkan menurut Rossof (1994), atropin sebagai
premidikasi diberikan dengan dosis 0,03-0,06 mg/kg.
ANESTESI
Anestesi menurut arti kata adalah
hilangnya kesadaran rasa sakit, namun obata anastesi umum tidak hanya
menghilangkan kesadaran. Pada operasi-operasi daerah tertentu seperti perut,
maka selain hilangnya rasa sakit dan kesadaran, dibutuhkan juga relaksasi otot
yang optimal agar operasi dapat berjalan dengan lancer (Ibrahim, 2000).
Dalam
melakukan anestesi harus diperhatikan beberapa faktor antara lain: kondisi
hewan, lokasi pembedahan, lama pembedahan, ukuran tubuh/jenis hewan, kepekaan
hewan terhadap obat anestetik dan penyakit-penyakit yang diderita hewan.
Sebelum anestesi sangat perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan hewan, karena
kadang-kadang anestesi
Ketamin HCL
Ketamin adalah larutan yang tidak
berwarna, stabil pada suhu kamar dan relative aman dengan kerja singkat. Sifat
analgesiknya sangat kuat untuk sistim somatic tetapi lemah untuk sistim
visceral, tidak menyebabkan relaksasi otot lurik bahkan kadang-kadang tonusnya
sedikit meninggi.
Xylazine
Xylazine
merupakan salah satu golongan alpha2-adrenoceptor stimulant atau alpha-2
adrenergic receptor agonist. Alpha-2 agonist seperti xylazine dan medetomidin
adalah preanestetikum yang sering digunakan pada anjing dan kucing untuk
menghasilkan sedasi, analgesi, dan pelemas otot.
Xylazine
bekerja melalui mekanisme yang menghambat tonus simpatik karena xylazine
mengaktivasi reseptor postsinap α2-adrenoseptor sehingga menyebabkan medriasis,
relaksasi otot, penurunan denyut jantung, penurunan peristaltik, relaksasi
saluran cerna, dan sedasi. Aktivitas xylazine pada susunan syaraf pusat adalah
melalui aktivasi atau stimulasi reseptor α2-adrenoseptor, menyebabkan penurunan
pelepasan simpatis, mengurangi pengeluaran norepineprin dan dopamine
Khusus
pada kucing xylazine juga merangsang pusat muntah, sehingga obat tersebut
digunakan sebagai emetik. Peningkatan buang air kecil kadang-kadang terjadi
pada kucing
IV.
MATERI
DAN METODE
1. ALAT
a. Meja
operasi
b. spuit
c. Pisau
cukur
d. Scalpel
e. Arteri
klem
f. Gunting
ujung bengkok
g. Spuit
h. Alis
forcep
i.
Needle
j.
drapping
k. Stetoskop
l.
Duk klem
m. Needle
holder
n. Pinset
anatomis
o. Pinset
sirurgis
p. Gunting
tumpul-tumpul
q. Gunting
tajam-tajam
2. BAHAN
a. Kucing
jantan dengan berat badan 1,5 kg
b. Atropin
c. Ketamin
d. Xylazine
e. Alkohol
70%
f. Betadine
g. Kapas
h. Benang
Plain Catgut
i.
Benang Chromic Catgut
j.
Tampon steril
V.
CARA
KERJA
A. Persiapan
Operasi (Pra Operasi)
Sebelum
melalukakan operasi bedah vasektomi dan kastrasi ada 3 hal yang perlu
dipersiapakan yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan Pasien
Pasien
adalah kucing kampung bernama Puspus, jenis kelamin jantan, berat badan 1,5 kg,
berwarna belang putih hitam. Sebelum pelaksanaan operasi pasien
telah diperiksa keadaan fisik dengan menggunakan stetoskop dan thermometer.
Hewan seharusnya dipuasakan selama 8-12 jam tetapi kucing ini tidak dipuasakan.
2. Persiapan Tempat, Alat dan Bahan
Sebelum
melakukan operasi, ruangan dan peralatan operasi harus dibersihkan dan
disterilkan.
3. Persiapan
Operator dan Co-Operator
Sebelum
melakukan operasi, baik operator maupun co-operator harus terlebih dahulu
melepaskan semua assesoris yang dapat mengganggu jalannya operasi. Tangan
dicuci dari telapak tangan hingga mencapai siku dengan menggunakan air bersih
dan sabun, setelah itu dapat dicuci kembali dengan larutan seperti dettol atau alkohol 70%, kemudian siap
memakai baju operasi (baju lab untuk praktikan)
B. Premidikasi dan Anastesi
Premidikasi
yang digunakan adalah atropin sulfat dengan dosis 0,02-0,04 mg/kg BB secara
subkutan. 10 menit kemudian dilanjutkan dengan pemberian ketamin dengan dosis 0,1875 mg/kgBB, xilazin dengan dosis 0,225
mg/kgBB secara intramuskular. Setelah pemberian anestesi. Frekuensi nafas dan
jantung diperiksa setiap 5 menit sekali sampai pembedahan selesai (Tilley dan
smith, 2000).
C. Operasi
a. Kastrasi
1. Preanestesi
kucing dengan pemberian atropin (injeksikan secara subkutan)
2. 10
menit kemudian anastesi dengan ketamin dan xylazine secara intramuscular
sebelah kanan kaki
3. Kucing
direbah dorsal, ke tempat ekstremitas, difiksasi dalam posisi simetris
4. Basahi
bulu-bulu scrotum dan daerah sekitar scrotum dengan air lalu cukur dan
bersihkan dengan alcohol 70%.
5. Buat
sayatan/insisi dari cranial ke caudal pada scrotum
testis sebelah kanan
6. Pemisahan dan penyayatan skrotum dari ligamen-ligamen
yang menempel pada pembungkus testis
7. Penarikan funiculus spermaticus sampai maksimal
8. Pemifiksasian serta penjahitan funiculus spermaticus
9. Pemotongan funiculus spermaticus pada bagian kaudal
simpul jahitan
10. Pengembalian sisa funiculus spermaticus dan pemberian
antibiotik pada skrotum
11. Jahit
scrotum dengan menggunakan metode sederhana terputus
12. Bersihkan
daerah jahitan, olesi betadin
b. Vasektomi
1. Pasien
yang telah dianastesi diletakkan diatas meja operasi dengan posisi dorsal
recumbency.
2. Daerah yang akan diincisi yaitu daerah scrotum
bagian atas dekat dengan penis (antara scrotum dan penis), terlebih dahulu
dicukur bulu daerah cranial scrotum dan didesinfeksi dengan alkohol 70%
3. Diincisi
kulit tepat disebelah cranial skrotum sepanjang 2-4 cm menembus kulit dan
jaringan subkutan menuju funikulus spermatikus.
4. Kemudian
incisi secara hati-hati tunika vaginalis, vas deferen tampak seperti pita putih
berdiameter kurang lebih 3 mm.
5. Siapkan
dua buah mosquite forcep untuk menjepit vas deferens, penjepitan dilakukan
dengan memberi jarak antara jepitan sepanjang lebih kurang 1 cm.
6. Ligasi vas deferens dengan menggunakan benang
cotton pada bagian belakang kedua jepitan. Vas deferens diantara dua jepitan
dipotong.
7. Kemudian
dijahit tunika vaginalis dengan benang cat gut cromik dengan pola sederhana
menerus. Sedangkan kulit ditutup dengan jahitan sederhana tunggal menggunakan
benang cotton.
8. Didesinfektan
dengan alcohol kemudian usapkan betadine luka operasi tersebut.
D. Perawatan Pascaoperasi
Penanganan Pasca Operasi yaitu:
·
Pasien
ditempatkan dalam kandang yang bersih dan kering (diistirahatkan)
·
Luka
bekas operasi diperiksa dengan kontiyu dan dilakukan pengobatan pada bekas
luka selama 4-6 hari
·
Beri nutrisi yang baik dan antibiotika untuk mencegah
timbulnya sekunder infeksi
·
Pemberian obat Dexamethason, amoxicilin dan Revanol
·
Jahitan
di buka setelah bekas operasi kering
VI.
PEMBAHASAN
a.
Kastrasi
Sebelum
operasi kastrasi dilakukan, alat-alat operasi dipersiapkan dan dilakukan
pemeriksaan fisik. Alat tersebut berupa duk klem yang berfungsi sebagi
pelindung pasien dari kontaminan dan sebagai alas untuk meletakkan alat-alat
operasi yang digunakan selama operasi berlangsung. Alice forceps yang berfungsi
untuk menjepit duk agar menempel/melekat pada kulit. Needle holder yang
berfungsi untuk memegang jarum. Pinset yang berfungsi untuk memegang jaringan.
Gunting yang berfungsi untuk memotong jaringan. Pisau scalpel, berfungsi untuk
menginsisi kulit scrotum dan mencukur daerah sekitar testis.
Pada
saat praktikum, sebelum dilakukan tindakan operasi, pasien harus dianastesi.
Sebelum obat anastesi diberikan pasien diberikan obat preanastesi berupa
atropine. Atropin dengan konsentrasi 0,25 mg/ml. Dosis atropine yang diberikan
0,05 mg/kg BB dengan berat kucing 1,5 kg, sehingga dosis yang di injeksikan
secara subkutan pada kucing tersebut adalah (0,05 mg/kg BB X 1,5 kg) / 0,25
mg/ml = 0,3 mg/kg BB.
Setelah
preanastesi diberikan kemudian tunggu 10 menit, dilanjutkan dengan pemberian
obat anastesi, yaitu xylazine dengan konsentrasi 20 mg/ml. Dosis xylazine yang
diberikan 3 mg/kg BB dengan berat kucing 1,5 kg, sehingga dosis yang di berikan
(3 mg/kg BB X 1,5 kg) / 20 mg/ml = 0,225 mg/kg BB dan ketamin dengan
konsentrasi 100 mg/ml. Dosis ketamin yang diberikan 12,5 mg/kg BB dengan berat
kucing 1,5 kg, sehingga dosis yang di berikan adalah (12,5 mg/kg BB X 1,5 kg) /
100 mg/ml = 0,1875 mg/kg BB kemudian xylazine dikombinasikan dengan ketamin
dalam satu spuit kemudian di injeksikan secra intramuscular pada bagian kaki
sebelah kanan.
Kemudian
ketika kondisi pasien sudah dalam keadaan setengah sadar, pasien direbahkan
dengan posisi rebah dorsal pada meja operasi. Agar kucing masih bisa bernafas
mulut kcing sedikit dibuka dan disumbat dengan tampang dan lidah dijulurkan
kesamping.
Sebelum
dlakukan pencukuran bulu pada daerah scrotum, daerah tersebut dibasahi terlebih
dahulu agar saat dicukur bulu tidak berterbangan. Sisa-sisa rambut cukur
dibersihkan, kemudian dibilas dengan alcohol 70%, agar mengurang kontaminasi
bakteri setelah itu diberikan olesan betadin.
Kemudian
beri sayatan pada scrotum sebelah kanan, panjang sayatan disesuaikan dengan
ukuran testis. Sebelum dilakukan sayatan dan pembedahan dilakukan pemberian
towel di daerah sekitar yang akan diinsisi sebagai pelindung pasien dari
kontaminan.
Penyayatan
dilakukan sampai tunika vaginalis ikut tersayat. Dan tipe ini termasuk tipe
terbuka. Pada testis sebelah kanan, ductus deferens dan arteri testicularis
diikat kemudian dipotong untuk kemudian dibuang.
Pada
testis sebelah kiri ductus deferens dan arteri testicularis disimpul sehingga
sayatan dilakukaan sampai tunika vaginalis. Pada metode terbuka memiliki
keuntungan, yaitu resiko perdarahan bisa diminimalisir. Kedua testis yang
dipotong kemudian dibuang.
Setelah
itu metode jahitan terputus sederhana dilakukan dengan menjahit scrotum.
Setelah dijahit olesi daerah yang dijahit dengan betadine. Kemudian passien disuntikkan dengan intaramox.
b.
Vasektomi
Sebelum pembedahan dilakukan pemeriksaan
klinis untuk mengetahui suhu tubuh dan denyut jantung dan persiapan alat-alat
dan bahan yang digunakan. Sebelum diberikan anestesi umum, hewan terlebih
dahulu dipuasakan 8-12 jam dan diberikan obat premedikasi tetapi pada kucing
ini tidak dipuasakan akibatnya pada saat bangun kucing ini muntah. Obat
premedikasi yang diberikan adalah atropine dengan dosis 0,3 mg/kg berat badan.
Obat premidikasi bertujuan untuk mencegah terjadinya muntah, mempercepat kerja
obat anestesi, memperlama kerja obat anestesi dan mencegah efek yang tidak
diinginkan.
Setelah itu dianastesi dengan kombinasi ketamin dan xilazine dalam 1 spuit
diberikan secara intramuscular pada kaki kanan. Kombinasi ketamin-xylazin
merupakan kombinasi obat anestesi yang ideal karena menghasilkan efek yang
sinergis yaitu efek analgesik yang kuat dan relaksasi otot yang bagus.
Pembedahan vasektomi pada seekor kucing
kampung, berat badan 1,5 kg.
Pembedahan yang yang dilakukan bertujuan untuk mencegah terjadinya fertilisasi.
Vasektomi merupakan pengikatan vas deferens yang bertujuan untuk mencegah
keluarnya sperma, sehingga hewan tersebut menjadi steril. Pengikatan vas
deferens dapat dilakukan dengan dua cara yaitu; 1. Pengikatan permanen, 2.
Pengikatan tidak permanen. Pengikatan permanen yaitu pengikatan pada vas
deferens, dimana vas deferensnya tidak lagi di buka, sehingga hewan tersebut
menjadi steril. Pengikatan yang tidak permanen dimana vas deferensnya diikat,
kemudian pada saat yang diinginkan dapat dibuka kembali.
Sesuatu yang menggerakkan spermatozoa
dari epididimis (lokasi dibawah scrotum) naik menuju urethra (dalam rongga
pelvis) ketika terjadi proses ejakulasi. Ini adalah tugas dari Vas Defferens,
juga dikenal sebagai ductus deferens. Vas defferent adalah saluran muscular
yang melekat pada ekor epididimis dengan bagian pelvis pada urethra. Lapisan
tebal dari otot-otot halus dalam dindingnya memberikan kesan sangat solid dan
texture seperti cord. Vas Defferens yang melalui cincin inguinal sebagai bagian
dari corda spermatic.
Tugas dari vas deferens adalah untuk
mendorong spermatozoa dan cairannya dengan cepat, dari epididimis menuju
urethra ketika terjadi ejakulasi. Ketika berada dalam urethra, spermatozoa
bercampur dengan sekresi dari kelenjar assesoris saluran reproduksi untuk
membentuk semen, yang akan dikeluarkan/disemprotkan ke dalam saluran reproduksi
betina.
VII. KESIMPULAN
Kastrasi
atau orchiectomi adalah tindakan bedah yang dilakukan pada testis, berupa
pengambilan atau pemotongan testis dari tubuh. Hal ini umumnya dilakukan untuk
sterilisasi (mengontrol populasi), penggemukan hewan, mengurangi sifat agresif,
serta salah satu pilihan terapi dalam menangani kasus-kasus patologi pada
testis atau scrotum.
Metode kastrasi
yang dilakukan pada kucing jantan dengan berat 1,5 kg adalah dengan meggunakan metode
terbuka, pada testis sebelah kanan ductus deferens dan arteri testicularis disimpul, metode
terbuka dapat menimalisir terjadina perdarahan. Jahitan yang digunakan adalah
metode sederhana terputus. Pada daearah sekitar jahitan tidak terjadi infeksi
dan luka jahian sudah kering pada hari ke 5 dan jahitan sudah dapat dibuka.
Sedangkan
Vasektomi adalah suatu tindakan pengikatan vas
deferens yaitu mengeluarkan buluh dengan tindakan pembedahan istimewa pada vas deferens
untuk menghambat pertemuan sperma dengan ovum pada hewan betina sehingga tidak
terjadi fertilisasi. Pada prinsipnya vasektomi adalah
memotong saluran sperma jantan. Tujuannya untuk mencegah terjadinya pertemuan cairan
sperma dan sel telur, yaitu untuk mencegah kebuntingan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012. Vasectomy. http://kuliah-bhn.blogspot.com/2012/12/vasectomy.html Di akses 9 Maret
2013
Anonim.
2012. Kastrasi Pada Kucing. ml.scribd.com/doc/78464931/KASTRASI-PADA-KU CING Di akses 10 Maret 2013
Anna.
2010. Laporan Bedah
Kastrasi. annahlipb.wordpress.com/2010/11/20/laporan-bedah-kastrasi Di akses 9 Maret
2013
Anonim. 2010. Praktikum Kastrasi.
myvisifuntastic.blogspot.com/.../berbagi-dari-praktikum-kastrasi-semoga.html Di akses 9 Maret
2013
Anonim. 2010. Kastrasi. WahiD' WeB Orchidectomy Kastrasi.htm Di akses 9 Maret
2013
Adhona. 2010. Vasektomi. adhona-gsm.blogspot.com/2010/11/vasektomi.html Di akses
9
Maret 2013
Anonim. 2012. Laporan Praktikum Farmakologi Anestesi Umum Menggunakan Xylazine Pada Kucing. http://abydaerniaji.wordpress.com/2012/12/11/laporan-praktikum-farmakologi-anestesi-umum-menggunakan-xylazine-pada-kucing/ Di akses 9 Maret
2013
LAMPIRAN FOTO