I.
JUDUL
: ENTERETOMY PADA KUCING
II. TUJUAN :
1. Mengetahui
pengertian Enteretomy
2. Mengetahui
teknik operasi Enteretomy
3. Mengetahui
indikasi Enteretomy
III.
TINJAUAN
PUSTAKA
Enterotomy adalah suatu tindakan
penyayatan pada usus baik usus halus maupun usus besar yang mengalami gangguan
(penyumbatan) atau karena adanya benda asing (tulang yang keras, kaca, kawat,
besi, seng dan rambut) atau kemungkinan adanya gangren pada usus (Yusuf, 1995).
Sumbatan pada usus ini sering terjadi pada daerah colon ataupun usus halus
sehingga menyebabkan terjadinya pembesaran usus halus (Yulianto, 2000).
Enterotomi merupakan
operasi membuka dinding usus untuk mengambil benda asing dan dilakukan apabila
jaringan usus masih baik, yaitu bila pulsasi masih ada, jaringan tidak
mengalami nekrosis, elastisitas usus masih baik dan warna jaringan masih muda.
Enterotomi dilakukan untuk menghindari terjadi nekrosis pada usus yang
disebabkan benda asing (Yudhi, 2010).
Intestinum merupakan bagian dari
alat pencernaan yang menempati rongga abdomen yang dimulai dari pylorus dan
berakhir di rectum, penggantung intestinum adalah mesenterium. Secara umum
intestinum dibagi menjadi dua bagaian, yaitu intestinum tenue dan intestinum
crasum, intestinum tenue panjangnya rata-rata 4 meter pada anjing yang yang
terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Sedangkan intestinum crasum terdiri
dari caecum, colon dan rectum yang panjangnya kira-kira 60 cm (Frandson, 1992).
Secara histologis intestinum terdiri dari beberapa lapisan mucosa, sub mucosa
dan serosa (Lubis, 1985).
Pada usus halus terjadi penyerapan yang terjadi karena adanya kontraksi dari
otot polos pada dinding usus dan dari mucosa muscularis. Ingesta di dorong dan
dicampur dengan cairan pencernaan oleh gerakan reflek usus halus yang akan
membuat sirkulasi darah limfe. Gerakan peristaltik yang dipermudah dengan
gerakan ritmik dari usus halus akan mendorong ingesta ke arah anus, ketika
feces terdorong ke arah rectum timbul reflek untuk defekasi (Yulianto, 2000).
Fungsi utama usus halus yaitu untuk penyerapan sari-sari makanan yang
diperelukan oleh tubuh dan membantu proses pencernaan. Fungsi usus besar adalah
sebagai organ penyerap air, penampung dan pengeluaran bahan-bahan feces
(Aiache, 1983).
Secara
histologi usus terdiri dari beberapa lapisan yaitu; mukosa, sub mukosa,
muskularis mukosa dan serosa (Colville dan Bassert, 2002). Mukosa yang sehat
dan suplai darah yang baik sangat penting untuk sekresi dan absorbsi normal usus.
Submukosa terdiri dari
pembuluh darah, limpatik dan saraf. Muskularis mukosa dibutuhkan untuk
kontraksi normal dan serosa penting untuk pemulihan yang cepat saat terjadi
perlukaan atau insisi (Fossum, 2002).
Usus merupakan bagian dari alat pencernaan yang menempati rongga abdomen yang dimulai dari
pylorus dan berakhir di rectum. Letaknya dipertahankan oleh panggantung yang
disebut dengan mesentrium (Colville dan Bassert, 2002).
Secara umum usus dibagi menjadi dua bagaian, yaitu usus kecil dan
usus besar, usus kecil panjangnya rata-rata 4 meter pada anjing yang yang
terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Sedangkan usus besar terdiri
dari caecum, colon dan rectum yang panjangnya kira-kira 60 cm
(Frandson, 1992). Fungsi utama
usus halus yaitu untuk penyerapan misel yang diperlukan oleh tubuh dan membantu
proses pencernaan. Fungsi usus besar adalah sebagai organ penyerap air,
penampung dan pengeluaran bahan-bahan feces (Aiache, 1983).
Indikasi
Enterotomi adalah suatu tindakan penyayatan pada usus yang bertujuan untuk mengangkat
benda asing atau kemungkinan adanya gangren
pada usus (Yusuf, 1995). Benda asing yang ditemukan itu sangat bervariasi
seperti kulit yang keras, kain, jarum besi, kawat, seng, rambut, tulang yang
keras dan lain-lain. Benda asing yang besar akan menyebabkan gejala ileus obstruksi, sedangkan benda tajam
menyebabkan perforasi saluran cerna
dengan gejala peritonitis. Untuk
mendiagnosa adanya benda asing pada saluran pencernaan.
Benda asing yang ditemukan itu
sangat bervariasi seperti kulit yang keras, kain, jarum besi, kawat, seng,
rambut, tulang yang keras dan lain-lain. Benda asing yang besar akan
menyebabkan gejala ileus obstruksi, sedangkan benda tajam menyebabkan perforasi
saluran cerna dengan gejala peritonitis. Untuk mendiagnosa adanya benda asing
pada saluran pencernaan tidak mudah tetapi dengan pemeriksaan roentgen dapat
membantu diagnosa (Ibrahim, 2000).
IV.
MATERI
DAN METODE
v MATERI
1. Alat
a. Meja
operasi
b. Spuit 2,5 cc
c. Scalpel
d. Arteri klem
e. Needle holder
f. Gunting ujung tumpul
dan ujung runcing
g. Pinset anatomis dan serurgis
h. Alis forcep
i. Drapping
j. Pemegang tampon
k. Tampon,
l. Kain kasa,
m. Sarung tangan
n. Stetoskop
2. Bahan
a. Kucing
betina dengan berat badan 3 kg
b. Larutan
desinfektan : alkohol 70% dan betadine
c. Nacl fisiologis,
d. Antibiotik (penicillin oil, procain penicillin G, Penstrep 1%)
e. Penicilin streptomicin
f. Atropine
g. Ketamin
10%
h. Xylazin
2%
i. Kapas
j. Catgut
chromik 3.0 dan silk
k. Tampon
steril
l. Kain
penutup (duck klem lubang)
m. Perlengkapan
alat bedah steril (baju bedah, handuk, sikat, sarung tangan, masker dan topi
bedah)
v METODE
ü Metode Preparasi
1.
Preparasi ruang operasi
Perlengkapan
pada ruang operasi meliputi lampu, meja benang, meja jarum, dan meja
obat-obatan disiapkan. Persiapan ruang operasi meliputi:
· Ruang
operasi, meja dan perlengkapan lainnya dibersihkan.
· Desinfeksi
dengan desinfektan.
· Dilakukan
fumigasi dengan formalin dan KMNO4 dengan perbandingan 1:2 dan dibiarkan selama
15 menit.
· Ruang operasi harus kedap air dengan cara
dicat atau dilapisi dengan kapur yang bertujuan agar air tidak merembes
sehingga tidak ada cendawan.
2. Preparasi alat
·
Alat dicuci dengan air sabun, bila perlu
disikat bila ada percikan
darah
·
Dibilas dengan air hangat sampai bersih
·
Dibilas dengan desinfektan
·
Dikeringkan dengan lap bersih
·
Dimasukan kedalam bak instrumen
·
Dibungkus dengan kain penutup
·
Dimasukan kedalam autoclave 1210C selama 1
jam.
3. Preparasi hewan
Signalment
o
Nama Hewan : Si Workshop
o
Jenis hewan : kucing
o
Ras : domestic
o
Jenis kelamin : betina
o
Umur : ±
3,5 tahun
o
Berat badan : 4 kg
o
Warna : putih
o
Refleks pupil : normal
Status present
o
Frekuensi denyut jantung : 108 x/menit
o
Temperatur : 37,7oC
4. Preparasi operator
· Operator
dalam keadaan bersih dan kuku tangan pendek
· Masker
dan tutup kepala dipakai
· Tangan
dicuci dan disikat dari ujung kuku sampai siku dan dibilas
kurang lebih 15x, kemudian dilap
· Baju
operasi dipakai yang dibantu oleh asisten
· Sarung
tangan dipakai
ü Metode Operasi
1. Preoperasi
Pasien yang digunakan adalah kucing lokal (Fenine domesticus), jenis kelamin jantan, umur kira-kira 3 bulan dengan berat badan 4 kg. Sebelum operasi dilaksanakan, Pasien diperiksa keadaan fisik secara umum,
kemudian dipuasakan selama 12 jam dengan tujuan untuk menghindari terhadap
muntah akibat pemberian anastesi dan untuk membersihkan saluran pencernaan.
Pasien dimandikan dan dicukur bulunya disekitar daerah yang akan dioperasi satu
hari sebelum dilaksanakan operasi pembedahan.
Pada
saat praktikum, sebelum dilakukan tindakan operasi, pasien harus dianastesi.
Sebelum obat anastesi diberikan pasien diberikan obat preanastesi berupa
atropine. Atropin dengan konsentrasi 0,25 mg/ml. Dosis atropine yang diberikan
0,05 mg/kg BB dengan berat kucing 4 kg, sehingga dosis yang di injeksikan
secara subkutan pada kucing tersebut adalah (0,05 mg/kg BB X 4 kg) / 0,25 mg/ml
= 0,8 mg/kg BB.
Setelah
preanastesi diberikan kemudian tunggu 10 menit, dilanjutkan dengan pemberian
obat anastesi, yaitu xylazine dengan konsentrasi 20 mg/ml. Dosis xylazine yang
diberikan 3 mg/kg BB dengan berat kucing 4 kg, sehingga dosis yang di berikan
(3 mg/kg BB X 4 kg) / 20 mg/ml = 0,6 mg/kg BB dan ketamin dengan konsentrasi
100 mg/ml. Dosis ketamin yang diberikan 12,5 mg/kg BB dengan berat kucing 4 kg,
sehingga dosis yang di berikan adalah (12,5 mg/kg BB X 4 kg) / 100 mg/ml = 0,5
mg/kg BB kemudian xylazine dikombinasikan dengan ketamin dalam satu spuit
kemudian di injeksikan secra intramuscular pada bagian kaki sebelah kanan.
Setelah itu dilakukan pencukuran bulu dilakukan dilakukan 5-10 cm disekitar
bidang sayatan, kemudian disemprotkan dengan alkohol kemudian daerah bidang
sayatan dioleskan alkohol 70% dan betadine.
2.
Teknik Operasi
Setelah pasien teranastesi, pasien diletakkan di atas meja operasi pada
posisi dorsal recumbency
Kemudian daerah yang akan diinsisi didesinfeksi dengan alkohol 70% dan
Iodium tincture 3%,
Pasangkan
duck klem lubang (kain penutup) kemudian jepit dan lakukan persiapan pembedahan
Pada daerah operasi dipasang drapping untuk
mencegah terjadinya kontaminasi
Kulit
diinsisi pada linea median dari umbilicus ke caudal sepanjang kurang lebih 5-6
cm dengan menggunakan scalpel
Preparasi
tumpul dilakukan untuk mendapatkan linea alba
Bagian kanan
dan kiri linea alba dijepit dengan allis forcep
Kemudian
dengan ujung gunting atau scalpel dibuat irisan kecil pada linea alba
Irisan
diperpanjang dengan menggunakan gunting lurus (sebagai pemandu, jari telunjuk
dan jari tengah tangan kiri diletakkan di bawah linea alba agar organ dalam
tidak tergunting)
Usus dikeluarkan, bagian kiri dan
kanan dari usus yang akan disayat
diikat dengan kain kasa kemudian kain kasa tersebut diklem
Dibuat sayatan pada permukaan usus dan usahakan agar usus tetap dalam keadaan basah dengan cara membilas dengan
NaCl Fisiologis
Kemudian mucosa dijahit dengan
pola simple continous dan serosa dijahit dengan pola lambert dengan menggunakan cat gut 0,3.
Peritoneum dijahit dengan menggunakan benang
cutgat kromik dengan pola simple interrupted, musculus dan fascia dijahit dengan benang cat gut pola simple continous dan kulit dijahit dengan benang silk pola simple interrupted .
ü Post Operasi
Meliputi pengobatan, perawatan, dan observasi
· Pemberian
cairan infus selama 7 hari
· Pemberian
antibiotik per oral selama 5 hari berturut-turut, 2x sehari
· Perlindungan
daerah luka menggunakan betadine
· Pengamatan / observasi kembali terhadap
frekuensi jantung, nafas,temperatur, nafsu makan, feses dan urin, dan luka
jahitan
· Pada
hari ke-7 jahitan dibuka dan diberi perubalsem
V.
PEMBAHASAN
Pada tanggal 23 April 2013 dilakukan operasi enterotomi
pada seekor kucing lokal bernama Si Workshop berumur ± 3,5 tahun, berjenis kelamin jantan dengan berat badan 4 kg, bulu berwarna putih,
frekuensi pulsus 108 x/menit, suhu
37,5º C, dan refleks pupil normal. Pada
prinsipnya Enterotomi adalah suatu tindakan penyayatan
pada usus baik usus halus maupun usus besar yang mengalami gangguan
(penyumbatan) atau karena adanya benda asing (tulang yang keras, kaca, kawat,
besi, seng dan rambut) atau kemungkinan adanya gangren pada usus.
Sebelum
dilakukan operasi hewan terlebih dahulu diberikan premedikasi yaitu atropin
sulfat dengan dosis yang digunakan = 0,8 mg/kg BB (SC) untuk mencegah terjadinya hipersalivasi dan sedativa, operasi
dilakukan dengan menggunakan anestesi umum yang dikombinasikan yaitu ketamin
dengan dosis yang digunakan 0,5 mg/kg BB dan xylazin dengan dosis 0,6 mg/kg BB (I.M). Sehari sebelum operasi hewan dimandikan,
dan dipuasakan selama 8-12 jam, tidak diberi minum selama 2 jam, daerah yang
akan dioperasi bulunya dicukur. Setelah itu pasien diletakkan dengan posisi
dorsal recumbency. Daerah yang akan di operasi di desinfeksi dengan alkohol 70
% dan di lanjutkan dengan Iodium tincture 3 % selanjutnya daerah operasi di
pasang drapping. Laparotomy dilakukan
pada daerah linea alba posterior yang
meliputi kulit, fascia, musculus dan peritoneum sepanjang 4 – 5 cm, kulit dan
jaringan subcutan diincisi dengan menggunakan scalpel, preparasi tumpul dilakukan untuk mendapatkan linea alba, kemudian bagian kiri dan
kanan linea alba dijepit dengan allis forceps, kemudian dengan ujung
gunting atau scalpel dibuat irisan
kecil pada linea alba.
Irisan diperpanjang dengan menggunakan gunting lurus (sebagai pemandu, jari
telunjuk dan jari tengah tangan kiri di letakkan di bawah linea alba agar organ
dalam tidak tergunting). Kemudian intestinum
dikeluarkan, bagian kiri dan kanan dari intestinum
yang akan disayat diikat dengan kain kasa kemudian kain kasa tersebut
diklem. Dibuat sayatan pada permukaan intestinum dan benda asing dikeluarkan,
usahakan agar usus tetap dalam keadaan basah dengan cara membilas dengan
penstrep 1%. Kemudian mucosa dijahit
dengan pola simple continous dan serosa dijahit dengan pola lambert dengan menggunakan cat gut 0,3.
Untuk
memastikan ada tidaknya kebocoran dilakukan uji kebocoran usus. Setelah
dipastikan tidak bocor, intestinum dimasukkan
kembali ke rongga abdomen, kemudian peritoneum
dijahit dengan menggunakan cat gut pola
simple interrupted, musculus dan fascia dijahit dengan benang cat gut pola simple continous dan kulit dijahit dengan silk pola simple interrupted.
Pada perawatan
pasca bedah, pasien ditempatkan dalam kandang yang bersih dan terkontrol
keadaan serta makanan dan minumannya. Pemeberian cairan infus selama 7
hari kemudian pemberian antibiotik
diberikan selama 5 hari dan vitamin B-komplek selama 3 hari sebagai supportif.
Setelah luka jahitan tertutup dan mengering, maka jahitan dapat dibuka.
Pelaksanaan operasi enterotomi secara
umum berhasil dengan baik dan hewan dalam keadaan sehat.
VI.
KESIMPULAN
Enterotomy adalah suatu tindakan
penyayatan pada usus baik usus halus maupun usus besar yang mengalami gangguan
(penyumbatan). Sumbatan pada usus ini sering terjadi pada daerah colon ataupun
usus halus sehingga menyebabkan terjadinya pembesaran usus halus.
Indikasi Enteretomi yaitu adanya benda asing atau kemungkinan adanya gangren
pada usus. Benda asing yang ditemukan itu sangat bervariasi
seperti kulit yang keras, kain, jarum besi, kawat, seng, rambut, tulang yang
keras dan lain-lain. Benda asing yang besar akan menyebabkan gejala ileus obstruksi, sedangkan benda tajam
menyebabkan perforasi saluran cerna
dengan gejala peritonitis. Untuk
mendiagnosa adanya benda asing pada saluran pencernaan.
Obat bius yang
digunakan adalah kombinasi ketamin 10% sebanyak 0,5mg/kg BB dengan xylazine 2%
sebanyak 0,6mg/kg BB secara intramuscular.
Tidak terdapat kendala selama proses operasi, hanya
saja dilakukan penambahan dosis anastesi diakibatkan karena si kucing sadarkan
diri serta untuk mencegah infeksi sekunder dilakukan pemberian antibiotik dan
perawatan post operasi yang benar.
DAFTAR PUSTAKA
Wahid. 2010.
Enteretomi pada Kucing. http:// wahidweb. blogspot. com/ 2010/ 01/ enteretomi pada
kucing. html . Di akses 1
Mei 2013
LAMPIRAN FOTO
1. Kucing
sebelum dilakukan bedah OH
2. Pemasangan
Cateter
3.
Pencukuran
Bulu
4.
Pemberian
Betadine
5.
Penyayatan
6.
Pengeluaran
Usus
7.
Dilakukan
Pengligasian
8.
Dilakukan penyayatan
9.
Dilakuakan
Penjahitan
10. Pemberian
antibiotik
11. Penjahitan
kulit