BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit zoonosis
didefinisikan sebagai penyakit menular yang ditularkan secara alamiah dari
hewan domestik atau hewan liar ke manusia. Dunia menyaksikan bahwa dalam seabad
belakangan ini muncul apa yang disebut sebagai “emerging and re-emerging
diseases” ‘Emerging zoonoses’ merupakan penyakit zoonosis yang baru muncul,
dapat terjadi dimana saja di dunia, dan dampaknya berpotensi menjadi begitu
parah. Sedangkan ‘re-emerging zoonoses’ merupakan penyakit zoonosis yang sudah
pernah muncul di masa-masa sebelumnya, akan tetapi menunjukkan tanda mulai
meningkat kembali saat ini.
Definisi zoonosis
menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) adalah suatu
penyakit yang secara alamiah dapat menular di antara hewan vertebrata dan
manusia. Penyakit pada hewan dapat ditularkan langsung dan tidak langsung atau
melaui produk hewan seperti daging, susu, dan telur termasuk penyakit yang
ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan (foodborne disease) dan penyakit yang
disebabklan masuknya agen pathogen. Penyakit yang tergolong dalam zoonosis
terdapat lebih kurang 150 jenis dengan penyebaran penyakit tersebar ke seluruh
penjuru dunia dan yang sering ditemukan di Indonesia seperti antraks, rabies,
leptospirosis, brucellosis, toxoplasmosis, tuberkulosis, salmonellosis, avian
Influenza dan lain-lain
Penggolngan zoonosis
ada 4 yaitu sebagai berikut :
o
Tipe
siklus hidup agen penyakit. Seperti Orthozoonosis, Siklozoonosis, Metazoonosis dan Saprozoonosis
o
Reservoir
utama atau arah penularan. Seperti Anthropozoonosis, Amphixenosis dan Zooanthroponosis
o
Tipe
agen penyebab. Seperti Zoonosis bacterial, Zoonosis viral, Zoonosis mikotik dan Zoonosis parasitic
o
Asal
hewan penyebarnya. Seperti Zoonosis berasal satwa liar (wild animal zoonoses),
Zoonosis berasal dari hewan
yang tinggal di sekitar kita (Domiciled animal zoonoses)
dan Zoonosis berasal
dari hewan piara (Domesticated animal zoonoses)
BAB II
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Orthozoonosis
Direct zoonosis
(Orthozoonosis) adalah zoonosis yang ditularkan dari induk semang vertebrata ke
induk semang vertebrata peka secara kontak langsung, kontak tidak langsung
(lewat barang-barang), atau secara mekanis lewat vektor penyakit. Perkembangan
atau perkembangbiakan agent (penyebab) penyakit selama proses penularan tidak
terjadi perubahan. Contoh rabies, trichinosis dan brucellosis.
Orthozoonosis (Zoonosis langsung/Direct zoonoses)
adalah siklus hidup
agen penyakit hanya membutuhkan hospes satu
spesies vertebrata saja dan
agen penyebab penyakit hanya sedikit/tidak mengalami perubahan selama penularan
Contoh penyakit: rabies, bruselosis, trikinosis, leptospirosis.
Contoh penyakit: rabies, bruselosis, trikinosis, leptospirosis.
b.
Contoh
Penyakit Orthozoonosis
Beberapa
contoh penyakit yang termasuk Orthozoonosis antara lain sebagai berikut :
1.
Bruselosis
Bruselosis disebabkan oleh bakteri
Brucella, yaitu bakteri berbentuk batang dan bersifat gram negatif. Strain
Brucella yang menginfeksi manusia yaitu B. abortus, B. melitensis, B. suis, dan B. canis. Masa inkubasi bruselosis
pada manusia berkisar antara 1−2 bulan, kemudian penyakit dapat bersifat akut
atau kronis. Bruselosis akut ditandai dengan gejala klinis berupa demam undulant secara berselang, berkeringat,
kedinginan, batuk, sesak napas, turun berat badan, sakit kepala, depresi,
kelelahan, artalgia, mialgia, orkhitis pada laki-laki, dan abortus spontan pada
wanita hamil. Bruselosis menular ke manusia melalui konsumsi susu dan produk
susu yang tidak dipasteurisasi, atau kontak langsung dengan bahan yang
terinfeksi, seperti darah, urine, cairan kelahiran, selaput tetus, dan cairan
vagina. Daging mentah dan sumsum tulang juga dapat menularkan bakteri Brucella
ke manusia, selain melalui aerosol, kontaminasi kulit yang luka, dan membran
mukosa, yang biasanya terjadi pada pekerja rumah potong hewan dan peternak.
Wanita hamil yang terinfeksi bruselosis dapat menularkan kuman Brucella ke
janin melalui plasenta sehingga mengakibatkan abortus spontan dan kematian
fetus intrauterine pada kehamilan trimester pertama dan kedua (Gholami 2000).
Penularan di antara hewan terjadi akibat perkawinan alami, kontak dengan janin
yang terinfeksi, dan cairan janin.
Sisklus
Penularan Brucellosis
2.
Leptospirosis
Penyebab leptospirosis adalah bakteri
Leptospira sp. yang berbentuk spiral dan mempunyai 170 serotipe. Sebagian nama
serotipe diambil dari nama penderita, misalnya L. pomona, L. harjo, L. earick.
Leptospira dikeluarkan melalui air seni reservoir utama, seperti sapi, anjing,
dan tikus yang kemudian mencemari lingkungan terutama air. Manusia tertular
leptospira melalui kontak langsung dengan hewan atau lingkungan yang tercemar.
Leptospira masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang lecet, luka atau selaput mukosa. Pada hewan, Leptospira
menyebabkan ikteus (kekuningan) ringan sampai berat dan anemia, hepar membesar
dan mudah rusak, serta ginjal membengkak. Pada manusia terjadi hepatomegali
dengan degenerasi hepar serta nefritis anemia, ikteus hemolitik, meningitis,
dan pneumonia (Widarso dan Wilfried 2002).
Siklus Penularan Leptospirosis
3.
Rabies
Rabies adalah penyakit infeksi yang menyerang
susunan syaraf pusat, terutama menular melalui gigitan anjing dan kucing.
Penyakit ini bersifat zoonosik, disebabkan oleh virus Lyssa dari famili
Rhabdoviridae. Infeksi pada manusia biasanya bersifat fatal (mengakibatkan
kematian). Gejala dan tanda klinis utama meliputi: 1) nyeri dan panas (demam)
disertai kesemutan pada bekas luka gigitan, 2) tonus otot aktivitas simpatik
meninggi dengan gejala hiperhidrosis (keluar banyak air liur), hipersalivasi,
hiperlakrimasi, dan dilatasi pupil, dan 3) hidrofobia. Sekali gejala klinis
timbul biasanya diakhiri dengan kematian. Masa inkubasi pada manusia bervariasi
dari beberapa hari sampai bertahun-tahun, bergantung pada jauh dekatnya tempat
gigitan dengan otak. Makin dekat tempat gigitan dengan otak, masa inkubasinya
semakin cepat (Bell et al. 1988). Bila infeksi pada manusia telah
memperlihatkan gejala klinis, umumnya akan berakhir dengan kematian. Untuk
mencegah infeksi rabies pada suatu daerah, perlu dilakukan penangkapan dan
vaksinasi anjing liar serta anjing peliharaan.
Siklus Penularan Rabies
4.
Trichonosis
Trichinosis, atau biasa disebut trichinellosis, atau
trichiniasis, merupakan penyakit parasiter yang disebabkan oleh infeksi parasit
Trichinella. Larva cacing dapat menetap pada urat daging membentuk kista.
Manusia akan mengalami penyakit yang lebih serius dibandingkan pada hewan.
Trichinosis pada manusia dapat terjadi karena memakan daging mentah atau yang
dimasak kurang matang (undercooked) yang telah terinfeksi oleh larva cacing Trichinella.
Tingkat keparahan penyakit ini terkait dengan tingkat infeksi dan karakteristik
hospes, seperti priming imunologi sebagai akibat dari infeksi sebelumnya.
Beberapa laporan menunjukkan hubungan antara
keparahan penyakit dengan jenis Trichinella yang menginfeksi, bahwa jenis
tertentu mungkin menyebabkan penyakit yang lebih parah dari pada yang lain.
Namun, patogenisitas dari berbagai jenis sulit untuk didefinisikan secara
klinis tanpa mengukur tingkat infeksinya. Terdapat delapan jenis Trichinella,
lima diantaranya memiliki selubung (encapsulated) dan tiga lainya tidak. Hanya
tiga jenis Trichinella yang diketahui
bisa menyebabkan trichinosis yaitu T.
spiralis, T. nativa, dan T. britovi.
Sebagian besar kasus yang terjadi di dunia merupakan akibat dari mengonsumsi
daging kurang matang.
Siklus Hidup Trichinella spiralis
Hewan-hewan liar yang bertindak sebagai
reservoir trichinelosis antara lain rubah, beruang dan walrus. Pada hewan-hewan
ini terjadi siklus alami (sylvatic cycle). Penularan pada manusia terjadi per
os karena makan daging hewan liar (babi hutan, beruang, dan lain-lain) yang
mengandung kista berisi larva cacing, tetapi tidak dimasak secara sempurna
(kurang matang). Gejala klinik pada
hewan, infestasi Trichinella spiralis tidak menimbulkan gejala klinik
(asimptomatik). Sedangkan pada manusia tidak spesifik. Pada bentuk intestinal,
iritasi cacing dapat mengakibatkan enteritis sehingga menyebabkan diare.
BAB
III
KESIMPULAN
Direct zoonosis
(Orthozoonosis) adalah zoonosis yang ditularkan dari induk semang vertebrata ke
induk semang vertebrata peka secara kontak langsung, kontak tidak langsung
(lewat barang-barang), atau secara mekanis lewat vektor penyakit. Perkembangan
atau perkembangbiakan agent (penyebab) penyakit selama proses penularan tidak
terjadi perubahan. Contoh rabies, leptospirosis, trichinosis dan brucellosis.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2000. Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan
Menular. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Hewan Direktorat Jenderal
Peternakan Departemen Pertanian
Dewi
Ari dan Sumarwanta Edy. 2012. Trichinosis
Tinjauan Umum Penyakit, Bahaya dan Penanggulangannya. Buletin Laboratorium
Veteriner. Volume 12. No 3, Jogjakarta.
Etty
Wuryaningsih. 2012. Trichinosis Tinjauan
Umum Penyakit, Bahaya dan Penanggulangannya. Buletin Laboratorium
Veteriner. Volume 12. No 3, Jogjakarta.
Irawati,
Nuzulia. 2012. Zoonosis. http://
geocities.ws/kesmavetugm/ PENYAKIT .ppt.
diakses pada tanggal 30 November 2013.
Khairiyah.
2011. Zoonosis dan Upaya Pencegahannya
(Kasus Sumatera Utara). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Volume 30. No
3, Sumatera Utara.
Kusmiyati
dan Supar. 2005. Leptospirosis Pada Hewan
dan Manusia di Indonesia. Balai Penelitian Veteriner. Volume 15. No 4, Bogor.
Soeharsono.
2005. Zoonosis Penyakit Menular dari
Hewan ke Manusia Volume 2. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Yudhabuntara, Doddy.
2013. Penyakit-Penyakit Yang Ditularkan
Melalui Hewan Potong Dan Daging. http://4cardio. files.wordpress. com/ 2013/ 09/
zoonosis -september-2013.ppt. diakses pada tanggal
30 November 2013.