BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Dengan adanya manusia di dunia ini
mulailah muncul peradaban dan mulai terjadi penyebaran penyakit yang
dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap
penyakit. Pada perkembangan selanjutnya masyarakat melakukan pencegahan atupun
penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan ataupun mengkonsumsi obat. Obat
berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan karena penanganan dan
pencegahan berbagai penyakit tidak dapat dilepaskan dari tindakan terapi dengan
obat atau farmakoterapi.
Obat merupakan salah satu komponen
yang tidak dapat tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Obat berbeda dengan
komoditas perdagangan, karena selain merupakan komoditas perdagangan, obat juga
memiliki fungsi sosial. Obat adalah zat
aktif berasal dari
nabati, hewani, kimiawi alam
maupun sintesis dalam dosis atau kadar tertentu dapat dipergunakan untuk
preventif (profilaksis), rehabilitasi, terapi, diagnosa terhadap suatu keadaan
penyakit pada manusia maupun hewan. Zat aktif tersebut tidak
dapat dipergunakan begitu saja,
sebagai obat terlebih dahulu harus dibuat
dalam bentuk sediaan.
Bentuk
sediaan obat (BSO) diperlukan agar penggunaan senyawa obat/zat berkhasiat dalam
farmakoterapi dapat secara aman, efisien dan atau memberikan efek yang optimal.
Umumnya bentuk sedian obat mengandung satu atau lebih senyawa obat/zat yang
berkhasiat dan bahan dasar/vehikulum yang diperlukan untuk formulasi tertentu.
Dalam memilih bentuk sediaan obat perlu
memperhatikan sifat bahan obat, sifat
sediaan, kondisi penderita dan penyakitnya,
harga, dan lain-lain. Disamping itu perlu diperhatikan pula penulisan resepnya
agar jelas dan lengkap, sehingga tidak memberikan permasalahan dalam
pelayanannya.
Untuk pemakaian topical, keunggulan
bentuk sediaan liquid, jika dibanding bentuk sediaan solid maupun semisolid,
terletak pada daya sebar dan bioadesivitasnya, selama viskositasnya optimum.
Namun terkait daya lekat dan ketahanan pada permukaan kulit, bentuk sediaan
liquid relatif lebih rendah jika dibanding bentuk sediaan semisolid. Hal ini
terutama berhubungan dengan tingkat viskositas dari kedua bentuk sediaan
tersebut.
Dalam makalah ini, akan membahas
mengenai Linimentum. Linimentum merupakan sediaan cair atau cairan kental yang
digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit. Bentuk sediaan linimentum dapat
berupa emulsi, suspensi atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung dari
zat aktifnya.
I.2
Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini adalah dapat mengetahui pengertian linimentum,
jenis-jenis linimentum, contoh sediaan linimentum, mengetahui tata cara
pembuatan linimentum dengan takaran yang sesuai serta penulisan resep
linimentum (contoh untuk penyakit scabies).
BAB II
PEMBAHASAN
II.1.
Obat dan Sediaan Obat
Obat adalah suatu bahan
atau paduan bahan-bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosa,mencegah,
mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka,
atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan
atau bagian badan manusia.
Bentuk sediaan obat adalah bentuk
formulasi obat yang ditujukan untuk dapat mencapai tempat aksinya di dalam
tubuh. Efek farmakologi obat berkaitan dgn konsentrasi obat pada tempat aksi
(site of action) yaitu Efek toksik dan Efek terapetik Pemilihan bentuk sediaan
obat merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan pengobatan.
Tujuan bentuk sediaan obat perlu
diketahui yaitu sebagai berikut :
·
Keadaan klinik penderita berpengaruh dalam pemilihan
bentuk obat (peroral, injeksi, suppositoria)
·
Bentuk obat mempengaruhi kecepatan kerja obat
(peroral, per injeksi, inhalasi, per anus, topikal)
·
Jenis obat yang sama, bentuk obat berbeda digunakan
untuk tujuan terapi yang berbeda:
- Metronidazol (tablet, sirup, suppositoria,
ovula,injeksi)
- Magnesium sulfat (pulvers, injeksi)
- Anti Inflamasi Non Steroid (tablet, injeksi,
suppositoria)
·
Bentuk obat sama, efek terapi berbeda (sistemik,
lokal)
Bentuk obat mempengaruhi “
kepatuhan” pasien dalam menggunakan obat :
- Anak : pulvers, sirup
- Dewasa : tablet, kapsul
- Lansia : sirup, kapsul, pulvers,
tablet
·
Jenis obat yang sama pada penyakit yang sama yaitu dapat
diberikan bentuk obat berbeda (Trikomoniasis-Candidiasis dengan terapi
metronidazol dan ketokonazol/nistattin).
·
Bentuk obat tergantung sifat fisiko kimia bahan obat
Macam-macam Bentuk Sediaan Obat
yaitu :
1.
Bentuk sediaan obat padat
2.
Bentuk sediaan obat cair
3.
Bentuk sediaan obat ½ padat
Menurut karakteristik
fisik konsistensinya, obat yg digunakan pada kulit dapat dibagi tiga kelompok,
yaitu:
a. Cairan kental atau encer : liniment
b. Setengah padat: cream, pasta
c. Lebih padat : sapo medicatus,
emplastrum
Adapun
keuntungan sediaan setengah padat dibandingkan dengan sediaan cair:
·
Dapat diatur
daya penetrasi dari zat berkhasiat dengan memodifikasi basisnya
·
Kontak
sediaan dengan kulit lebih lama.
·
Lebih
sedikit mengandung air sehingga lebih sulit ditumbuhi bakteri.
·
Lebih mudah
digunakan tanpa memerlukan alat bantu.
Cara
mengenali kerusakan sediaan semi padat yaitu mengandung minyak atau lemak sebagai basis, maka dalam penyimpanan dapat terjadi ketengikan,
terutama untuk sediaan-sediaan dengan basis lemak tak jenuh, ketengikan ini
dapat diketahui pada perubahan bau dan konsistensinya, dapat berbentuk kristal atau keluarnya fase padat dari basisnya, dan dapat juga terjadi
perubahan.
II.2 Pengertian
Linimentum
Linimentum atau liniment adalah
sediaan cair atau kental, mengandung analgetikum dan zat yang mengandung sifat
rubefasien, melemaskan otot atau menghangatkan; digunakan sebagai obat luar.
Linimentum analgetik dan linimentum yang melemaskan otot digunakan dengan cara
mengoleskan pada kulit dengan mengoleskan pada kulit menggunakan kain flanel
atau bahan lain yang cocok; linimentum yang menghangatkan digunakan pada kulit
dengan cara mengoleskan sambil memijat dan mengurut.
Sifat-sifat linimentum yaitu sebagai
berikut :
1. Dipakai pada
kulit yang utuh (tidak boleh adanya luka berakibat terjadinya iritasi) dan
dengan cara digosokkan pada permukaan kulit
2. Apabila
pelarutnya minyak, iritasinya berkurang apabila dibandingkan dengan pelarut
alkohol
3. Linimentum
dengan pelarut alkohol atau hidroalkohol baik digunakan untuk tujuan
counterrritan sedang pelarut minyak cocok untuk tujuan memijat atau mengurut. Contoh
: Linimentum salonpas (untuk counteriritant)
Adapun keuntungan linimenta adalah:
1.
Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi lebih
cepat
2.
Mudah dicuci dan sangat baik untuk pemakaian pada
kulit yang lembut.
3.
Penetrasi lebih baik dari sediaan salep
II.2 Jenis
Linimentum
Linimentum yaitu sediaan cair
yang digunakan untuk pemakaian topikal pada kulit. Bentuk sediaan linimentum
dapat berupa larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak atau berupa emulsi,
yaitu hasil proses penyabunan yang banyak mengandung air sehingga bila
dioleskan pada kulit memberikan perasaan sejuk dan dapat pula berpa suspensi
atau solutio dalam minyak atau alkohol tergantung dari zat aktifnya.
Emulsi dan suspensi tergolong dalam
sistem dispersi, yang artinya bahwa bahan tidak larut dalam medium, namun hanya
tersebar merata dalam medium. Emulsi merupakan sediaan liquid yang mengandung
satu atau lebih zat aktif, yang berada dalam 2 atau 3 jenis cairan yang tidak
saling menyatu, namun terdispersi homogen, yang distabilkan oleh suatu
emulgator. Zat aktif dalam sediaan ini dapat berupa minyak, atau solid yang
terlarut dalam salah satu fase dalam sistem dispersi ini. Sediaan emulsi ini
didesain dalam dunia kefarmasian untuk memfasilitasi penghantaran zat aktif
yang berupa minyak, atau zat aktif yang
larut minyak. Jika hanya diberikan dalam bentuk minyak saja, maka tingkat
penerimaan pasien akan cenderung rendah.
Suspensi topikal yaitu
sediaan cair mengandung partikel-partikel padat yang terdispersi dalam pembawa
cair yang ditujukan untuk penggunaan kulit biasanya berupa liniment. Emulsi untuk
penggunaan eksternal biasanya langsung disebut sebagai cream (sediaan
semisolid), lotion atau liniment (sediaan liquid), hingga akhirnya sediaan
emulsi ataupun lotio banyak digunakan oleh kalangan masyarakat dalam
penyembuhan suatu penyakit.
Emulsi adalah sediaan yang
mengandung bahan obat cair atau larutan obat yang terdispersi dalam cairan
pembawa dan distabilkan oleh zat pengemulsinya atau surfaktan yang cocok (Farmakope Indonesia Ed.III). Emulsi
merupakan sediaan yang mengandung dua zat yang tidak dapat bercampur, biasanya
terdiri dari minyak dan air, dimana cairan yang satu terdispersi menjadi
butir-butir kecil dalam cairan yang lain. Dispersi ini tidak stabil, butir –
butir ini bergabung (koalesen) dan membentuk dua lapisan yaitu air dan minyak
yang terpisah yang dibantu oleh zat pengemulsi (emulgator) yang merupakan
komponen yang paling penting untuk memperoleh emulsa yang stabil.
Emulsi untuk pemakaian dalam
meliputi peroral atau injeksi intravena sedangkan untuk pemakaian luar
digunakan pada kulit atau membran mukosa yaitu liniment, lotion, krim dan
salep. Emulsi yang dipakai pada kulit sebagai obat luar bisa dibuat sebagai
emulsi M/A atau A/M (fase intern adalah air dan fase ekstern adalah minyak),
tergantung pada berbagai faktor seperti sifat zat terapeutik yang akan
dimasukkan ke dalam emulsi, keinginan untuk mendapatkan efek emolient atau
pelembut jaringan dari preparat tersebut dan dengan keadaan permukaan kulit.
Zat obat yang mengiritasi kulit umumnya kurang mengiritasi jika ada dalam fase
luar yang mengalami kontak langsung dengan kulit.
Macam– macam Linimenta,
yaitu :
1. Campuran
lemak padat dengan lemak lunak
2. Campuran
minyak dan cairan alkali (dibuat dengan cara penyabunan)
3. Linimentum
dengan Balsamun Peruvianum Ol. Terebinthinae
4. Linimentum
dengan minyak (harus memakai gom)
5. Emulsi
yang digunakan sebagai liniment, yaitu Emulsum Benzylis Benzoatus
6. Linimentum
Chloroform (dengan cara pencampuran biasa)
Ada dua jenis liniments
yaitu sebagai berikut:
1. Liniments beralkohol liniments oleaginous
lebih ringan dalam tindakan mereka, digunakan umumnya untuk mereka tetapi
rubefacient, counterirrita lebih berguna ketika nantit agak kurang mengiritasi.
Astringent dan pijat diperlukan efek menembus menembus kulit lebih kulit,
tergantung pada mereka mudah daripada bahan-bahan dengan minyak dasar. dapat
berfungsi lapisan semata-mata sebagai pelindung.
2. Liniments beralkohol liniments oleaginous, Solvent
mungkin rubefacient tetap, digunakan umumnya untuk minyak counterirrita (minyak
almond, kacang nt agak astringent, dan minyak, minyak wijen efek penetrasi,
minyak biji kapas) atau menembus. kulit
lebih tidak stabil substansi (mudah daripada melakukan hal wintergreen dengan
basis minyak, minyak, terpentin) atau kombinasi minyak tetap dan volatile.
Linimentum tidak harus
diterapkan pada kulit yang memar/rusak karena iritasi yang berlebihan mungkin
terjadi. Liniments : Dermatologis Aplikasi ini harus ditandai untuk "
pemakaian luar " meresepkan produk
jenis ini tetapi hanya mereka yang berisi rubefacients diiklankan secara luas
dan digunakan oleh konsumen untuk mengobati nyeri otot ringan dan nyeri.
II.3
Pembuatan Linimentum
Linimentum (Liniment) sediaan kental
atau cair yg dioleskan pada kulit. Larutan zat berkhasiat dalam minyak/lemak
atau berupa emulsi (hasil penyabunan yg mengandung air, bila dioleskan
memberikan perasaan sejuk. Cara pembuatan linimentum yaitu sebagai berikut :
1. Mencampurkan seperti pada pembuatan salep.
Contoh : Linimen Gondopuro.(F.N)
2. Dengan penyabunan (terjadi penyabunan)
Contoh : Linimen Amonia.(F.N.)
Lotio benzil benzoas.(F.N)
3. Terbentuk dari emulsi
Contoh : Peruvianum Emulsi I (F.N)
Peruvianum
Emulsun II (F.N)
Adapun sediaan
Liniment di pasaran antara lain :
1.
Linimentum Sport
Penyimpanan dalam botol berwarna, bermulut kecil dan ditempat sejuk. Pada
etiket juga tertera “Obat luar”. Linimenta tidak dapat digunakan untuk kulit
yang luka atau lecet.
2.
Sloan’s Liniment
Sloan’s Liniment adalah bahan aktif
dalam cabai yang membuat mereka panas digunakan dalam krim dan lotion obat
untuk meringankan nyeri otot atau sendi. Pada tubuh menyebabkan sensasi panas
yang mengaktifkan sel-sel saraf tertentu. Dengan penggunaan rutin capsaicin,
efek pemanasan ini mengurangi jumlah substansi P, zat kimia yang bertindak
sebagai utusan nyeri dalam tubuh.
3.
Tawon
Oil
Komposisinya
yaitu minyak kelapa (coconut oil), minyak kayu putih (cajuput oil), minyak
sereh, daun lada, rimpang jahe (ginger), rimpang kunyit, dan bawang merah
(onion).kegunaanya yaitu menjajaga kelembaban, mengatasi luka, melancarkan
sirkulasi darah dan membantu penyembuhan.
4.
Bacteria
Restraining Liniment
Nama Produk: Bakteri Restraing Liniment,
Model: XH017 P berasal dari China. Obat gosok ini harum, terdiri mentol, minyak
kayu putih, kapur barus, metluyl salicglate, dan sebagainya. Hal ini dapat diterapkan
pada kulit dan mengendalika Escherichiacoli, staphylococcus aureus, Candida albicans,
dan bacteria. Sementara sejenis lainnya, itu juga efektif untuk menghilangkan
ruam panas, kulit gatal dan sengatan dari nyamuk. Kemasan: Inner packing: 120ml
/ kemasan plastik dan botol: 100 botol plastik/ctn.
5.
Konicare Caju
putih Oil
·
My Baby Skin
Lotion Pelindung
Bisa digunakan
kapan saja bila diperlukan berisi
Citronella Oil dan Chamomile yang dapat mencegah bayi dari gigitan serangga /mosquio dan
memiliki Netto : 50gr.
·
Konicare Bayi
Telon Oil
Terdiri dari
Cocos dan Cajuputi Oil, efektif untuk
mengurangi kolik dan memberikan kehangatan kepada bayi.
6.
Muay Thai
Liniment (Liquid)
7.
Cap Lang Caju
Puti Oil
Menggunakan
minyak kayu putih dari sumber terbaik di pulau Maluku; Ambon. Minyak kayu putih
dari pulau ini memiliki aroma yang sangat berbeda dan memiliki kandungan cineol
yang lebih tinggi. Indikasi iembantu sakit perut, perut kembung, rasa mual, dan
gatal-gatal akibat gigitan serangga/nyamuk.
8.
Equine
Liniment Leg & Muscle
Equine Liniment adalah kombinasi
unik dan menenangkan minyak esensial dalam basis krim non-berminyak dan diformulasikan
untuk hewan dengan bahan-bahan alami untuk membantu dalam menghilangkan nyeri
kaki, otot dan ketegangan sendi. Ini berisi Peppermint dan Eucalyptus minyak
yang merangsang aliran darah ke daerah yang terkena sebagai sensasi pendinginan
cepat memungkinkan untuk penurunan sensasi rasa sakit hingga enam jam. Cirinya
yaitu tidak berminyak, tidak ada pembakaran atau Blistering dan tidak akan
mengganggu luka terbuka.
9.
Minyak Urut
GPU
Brand::
|
|
Product
Code::
|
B
|
Komposisi:
|
Methyl
salicylate 353 mg, eucalyptus oil 182 mg, nutmeg oil 72 mg, methyl salicylate
200 mg, citronella oil 40 mg
|
Kegunaan:
|
Untuk
membantu meredakan nyeri otot, pegal linu, nyeri sendi, terkilir, sakit
punggung, keseleo, memar karena benturan, memperlancar peredaran darah
|
Kemasan:
|
Botol
60 m
|
10.Methyl
Salicylate Liniment
Bahan aktif: Menthol (16%), Minyak
Wintergreen (28%) dan bahan aktif: Eucalyptus Oil, Spike Lavender Oil, Light
Mineral Oil. Peringatan: Hanya Untuk Penggunaan Eksternal bila menggunakan
produk ini.
II.4
Contoh Pembuatan Resep Linimentum
a.
Bahan dan Alat yang Digunakan
Bahan-bahan
yang digunakan adalah sulfur praecipitatum, oleum ricini, oleum cocos,
glicerinum, gom untuk minyak, gom untuk sulfur, aqua. Sedangkan Alat-alat yang
digunakan adalah timbangan, kertas perkamen, sendok tanduk, mortar, stamper,
cawan porselin, gelas arloji, etiket warna biru, botol, selotip.
Sulfur praecipitatum atau belerang endap memiliki ciri-ciri warna kuning
pucat, sangat halus tidak berbau, dan tidak berasa. Fungsi utama dari Sulfur praecipitatum adalah sebagai
keratolitik agent yaitu suatu zat yang dapat menghilangkan sisik-sisik kulit
yang kasar atau melunakkan/menipiskan lapisan keratin, di samping itu juga
memiliki aktivitas antifungi dan antibakteri lemah. Sulfur sering
dikombinasikan dengan asam salisilat menghasilkan efek keratolitik yang
sinergis. Sulfur dipakai sebesar 10% adalah dosis
yang optimal sebagai keratolotik agent dan merupakan dosis maksimum untuk
terapi scabies/kudis sehingga akan mendapatkan hasil yang efektif. Sulfur praecipitatum praktis tidak
larut dalam air, sangat mudah larut dalam karbon
disulfide, sukar larut dalam minyak zaitun, praktis tidak larut dalam etanol.
Oleum cocos merupakan
minyak lemak yang diperoleh dengan pemerasan endosperm kering Cocos nucifera L; berbentuk cairan
jernih, lembut, memiliki rasa hambar, dan bau yang aneh berfungsi sebagai zat
tambahan. Oleum cocos ini mampu membentuk busa putih, tidak diendapkan oleh
garam, dan karena itu dapat digunakan dengan air laut. Busa akan terbentuk jika
oleum cocos dicampur dengan air yang banyak, namun bila dicampur dengan air
yang sedikit oleum cocos ini akan
menggumpal. Jika terpapar sinar matahari, oleum cocos ini akan menjadi
tengik. Titik leleh berkisar dari 20 ° sampai 28 ° C (68 ° sampai 82,4 ° F.).
Oleum ricini atau
minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji Ricinus communis Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Oleum
ricini (minyak jarak) ini merupakan trigliserida yang berkhasiat sebagai
laksansia. Di dalam usus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan
menghasilkan asam risinoleat yang merangsang mukosa usus, sehingga mempercepat
gerak peristaltiknya dan mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis
oleum ricini adalah 2 sampai 3 sendok makan (15 sampai 30 ml), diberikan
sewaktu perut kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah pemberian, berupa
pengeluaran buang air besar berbentuk encer (Anwar, 2000).
Pemakaian kata gliserol
dan gliserin sering membuat orang bingung. Gliserol dan gliserin adalah sama,
tetapi pemakaian kata gliserol biasa dipakai jika kemurnian rendah (masih
terkandung dalam air manis) sedangkan pemakaian kata gliserin dipakai untuk
kemurnian yang tinggi. Tetapi secara umum, gliserin merupakan nama dagang dari
gliserol.
Gliserol dapat
dihasilkan dari berbagai hasil proses, seperti :
Fat splitting, yaitu reaksi hidrolisa
antara air dan minyak menghasilkan gliserol dan asam lemak.
Safonifikasi lemak dengan NaOH,
menghasilkan gliserol dan sabun
Transesterifikasi lemak dengan metanol
menggunakan katalis NaOCH3 (sodium methoxide), menghasilkan gliserol dan metil
ester
Gliserol yang
dihasilkan dari hidrolisa lemak atau minyak pada unit fat splitting ini
masih terkandung dalam air manis (sweet water). Kandungan gliserol dalam air
manis biasanya diuapkan untuk mendapatkan gliserol murni (gliserin). Biasanya
untuk pemurnian gliserol ini memerlukan beberapa tahap proses, seperti:
1. Pemurnian dengan sentrifuse
2. Evaporasi
3. Filtrasi
Dalam Industri farmasi,
gliserin digunakan untuk antibiotik, capsule dan lain-lain. Sedangkan dalam
bidang kosmetik digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant,
solven. Biasanya dipakai untuk skin cream and lotion, shampoo and hair
conditioners, sabun dan deterjen.
Gum arab dihasilkan
dari getah bermacam-macam pohon Acasia sp. di Sudan dan Senegal. Gum arab pada
dasarnya merupakan serangkaian satuan-satuan D-galaktosa, L-arabinosa, asam
D-galakturonat dan L-ramnosa. Berat molekulnya antara 250.000-1.000.000. Gum
arab jauh lebih mudah larut dalam air dibanding hidrokoloidlainnya. Pada olahan
pangan yang banyak mengandung gula, gum arab digunakan untuk mendorong
pembentukan emulsi lemak yang mantap dan mencegah kristalisasi gula (Tranggono
dkk,1991). Gum dimurnikan melalui proses pengendapan dengan menggunakan etanol
dan diikuti proses elektrodialisis (Stephen and Churms, 1995). Menurut Imeson (1999), gum arab stabil dalam
larutan asam. pH alami gum dari Acasia Senegal ini berkisar 3,9-4,9 yang
berasal dari residu asam glukoronik. Emulsifikasi dari gum arab berhubungan
dengan kandungan nitrogennya (protein).
Gum arab dapat
meningkatkan stabilitas dengan peningkatan viskositas. Jenis pengental ini juga
tahan panas pada proses yang menggunakan panas namun lebih baik jika panasnya
dikontrol untuk mempersingkat waktu pemanasan, mengingat gum arab dapat
terdegradasi secara perlahan-lahan dan kekurangan efisiensi emulsifikasi dan
viskositas.
Menurut Alinkolis
(1989), gum arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan pengental,
pembentuk lapisan tipis dan pemantap emulsi. Gum arab akan membentuk larutan
yang tidak begitu kental dan tidak membentuk gel pada kepekatan yang biasa
digunakan (paling tinggi 50%). Viskositas akan meningkat sebanding dengan
peningkatan konsentrasi (Tranggono dkk, 1991). Gum arab mempunyai gugus
arabinogalactan protein(AGP) dan glikoprotein (GP) yang berperan sebagai
pengemulsi dan pengental (Gaonkar,1995).
Hui (1992) menambahkan
bahwa gum arab merupakan bahan pengental emulsi yang efektif karena
kemampuannya melindungi koloid dan sering digunakan pada pembuatan roti. Gum
arab memiliki keunikan karena kelarutannya yang tinggi dan viskositasnya
rendah. Karakteristik kimia gum arab berdasar basis kering dapat dilihat pada
Tabel
Komponen Nilai (%)
Galaktosa 36,2
Arabinosa 30,5
Rhamnosa 13,0
Asam glukoronik 19,5
Protein 2,24
Sumber : Glicksman (1992)
Metode Pembuatan
Botol dilakukan
peneraan sampai 50 ml, kemudian diberi tanda. Selanjutnya timbangan dilakukan
peneraan juga dengan dialasi kertas perkamen. Semua bahan ditimbang, dengan
menggunakan sendok tanduk sulfur praecipitatum diambil sebanyak 3,0 gram,
selanjutnya oleum ricini dituang langsung pada cawan porselin sebanyak 2,0 gram
kemudian ditimbang dan dialasi kertas perkamen. Sebanyak 3,0 gram oleum cocos
dituang langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas
perkamen. Begitu juga dengan, Gliscerinum, sebanyak 1,0 gram glicerinum dituang
langsung pada gelas arloji lalu ditimbang dengan dialasi kertas perkamen.
Selanjutnya dengan menggunakan sendok tanduk, diambil gom untuk minyak dan gom
untuk sulfur masing-masing sebanyak 2,5 gram dan 0,5 gram, kemudian ditimbang
dengan dialasi kertas perkamen. Terakhir adalah aqua sebanyak 1 x gom ad 50 ml
Mortar kering dan
bersih, disiapkan kemudian dimasukkan ol.ricini dan ol.cocos, diaduk homogen
kemudian ditambahkan gom 2,5 g, dicampur sampai homogen. Aqua sebanyak 3,75 ml
ditambahkan sekaligus diaduk cepat dan searah sampai terbentuk corpus emulsi
(CE). Gliserin ditambahkan sedikit-sedikit pada corpus emulsi, diaduk perlahan.
Air ditambahkan sedikit-sedikit, diaduk cepat searah sampai ada perubahan fase
dari emulsi A/M menjadi M/A (lebih encer). Kemudian diencerkan dengan air 10 ml
lalu diaduk, dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas dengan 5 ml air lalu
dimasukkan ke dalam botol.
Mucilago dibuat lagi
dalam mortar dengan cara, 0,5 g gom ditambah 0,75 ml air diaduk cepat dan
searah sampai terbentuk mucilage, kemudian disisihkan. Sulfur dimasukkan dalam
mortar, digerus lalu dicampur dengan mucilage, 5 ml aqua ditambahkan, diaduk
sampai homogeny lalu dimasukkan ke dalam botol. Mortar dibilas lagi dengan 5 ml
air, dimasukkan ke dalam botol. Terakhir, botol ditutup
Penyimpanan
Dimasukkan ke dalam
botol, diberi etiket warna biru tanda bahwa sediaan ini adalah obat luar
(topikal) dan pada kemasan diberi label kocok dahulu.
II.5 Resep Linimentum untuk Penyakit Scabies
Scabies merupakan
penyakit yang disebabkan oleh ektoparasit Sarcoptes
scabiei. Scabies merupakan penyakit kulit yang
sering ditemukan di Indonesia. Hal ini dikarenakan iklim tropis Indonesia
sangat mendukung perkembangan agen penyebab scabies. Selain itu, kepekaan
individu juga berpengaruh terhadap infestasi oleh agen.
Sarcoptes
scabiei menyukai bagian tubuh yang jarang rambutnya, misalnya daerah abdomen.
Hewan terlihat tidak tenang akibat rasa gatal dengan menggaruk atau
menggosokkan pada benda keras. Rasa gatal tersebut timbul dari adanya allergen
yang merupakan hasil metabolisme Sarcoptes scabiei. Selain itu, adanya
aktifitas Sarcoptes scabiei misalnya berpindah tempat, juga dapat menyebabkan
gatal. Rambut rontok dan patah-patah akibat sering menggaruk pada bagian yang
gatal. Adanya lesi dengan tepi yang tidak merata disertai keropeng, kulit
bersisik dan diikuti terjadinya reruntuhan jaringan kulit. Nafsu makan hewan
turun, dan pada akhirnya akan diikuti penurunan berat badan sehingga hewan akan
tampak kurus.
Pada pembuatan sediaan
linimentum untuk terapi scabies, pertama yang dicampurkan adalah oleum ricini
dan oleum cocos. Oleum cocos merupakan minyak lemak yang diperoleh dengan
pemerasan endosperm kering Cocos nucifera
L; berbentuk cairan jernih dan berfungsi sebagai zat tambahan. Sedangkan
oleum ricini atau minyak jarak merupakan minyak yang diperoleh dari biji
Ricinus communis Linne yamg berfungsi sebagai lucbricant. Kedua zat ini
berbasis minyak, sehingga tidak dapat larut dengan zat aktif (sulfur
praecipitatum) sehingga diperlukan zat pembawa yaitu gom. Pada penggunaan ini,
gom arab digunakan untuk memperbaiki kekentalan atau viskositas (pengental),
penstabil, dan pengemulsi.
Tahap selanjutnya yaitu
penambahan air kemudian diaduk dengan cepat. Pengadukan yang cepat ini
dilakukan agar dapat terbentuk corpus emulsi. Jika pengadukan kurang cepat maka
sulit terbentuk CE dan larutan tidak menyatu. Setelah terbentuk CE, ditambahkan
gliserin sedikit demi sedikit; aduk perlahan lalu tambahkan air sedikit demi
sedikit dan aduk cepat searah sampai terjadi perubahan fase dari air dalam
minyak menjadi minyak dalam air (lebih encer).
Langkah selanjutnya yaitu pencampuran
air dengan gom hingga terbentuk mucilago. Mucilago merupakan masa yang kental
seperti getah; termasuk serat yang larut air. Kemudian ditambahkan sulfur
praecipitatum, 5 ml aqua; aduk hingga homogen. Larutan tersebut dimasukkan
dalam botol dan ditambahkan air sampai
50 ml. Setelah itu botol ditutup.
Fungsi keseluruhan dari
obat ini yaitu sebagai linimentum anti scabies, yang digunakan 3 x sehari dan
digosokkan perlahan pada bagian yang sakit. Etiket yang digunakan yang berwarna
biru dan pada kemasan diberi label kocok dahulu. Belerang endap (sulfur
praecipitatum) dalam minyak merupakan sediaan yang aman dan efektif.
Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang dari 3 hari karena tidak
efektif terhadap stadium telur, berbau dan dapat menimbulkan iritasi.
Mekanisme
belerang endap sebagai anti scabies yaitu saat linimentum yang mengandung
belerang diaplikasikan, sulfur bereaksi dengan substansi pada kulit agar
menghasilkan hydrogen sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai
anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati. Mekanisme ini
membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies.
Liniments solusi atau
campuran dari berbagai zat dalam minyak, larutan alkohol sabun, atau emulsi dan
mungkin mengandung bahan persiapan ini yang mungkin cair pengawet antimikroba
yang sesuai atau semi-cair dimaksudkan untuk aplikasi eksternal dan harus
diberi tanda. mereka digosok ke daerah yang terkena; karena ini sering disebut
minyak gosok diterapkan dengan gesekan dan menggosok kulit, minyak atau sabun
dasar untuk memberikan kemudahan aplikasi dan pijat.
Penggunaan antipruritus
digunakan untuk mengurangi rasa gatal. Umum liniments Emollients. Astringents menyebabkan
jaringan biologis untuk kontrak. Analgesik produk yang melembutkan kulit atau
mengobati kulit kering. Rubefacient
yaitu zat yang menyebabkan kemerahan (Rubar) counterirritant agen
diterapkan secara lokal untuk menghasilkan peradangan dangkal dengan tujuan
untuk mengurangi peradangan pada struktur yang berdekatan lebih dalam.
Emulsi hanya cocok
untuk penggunaan eksternal. Liniments atau yang mengandung materi tidak larut
harus terguncang dengan seksama sebelum digunakan.
Bagaimana liniments
disusun tindakan yang diinginkan (rubefacient, counterirritant, pijat) dan juga
pada kelarutan komponen yang diinginkan dalam berbagai pelarut. Dipersiapkan
dengan cara yang sama seperti larutan, emulsi, atau suspens.
Contoh Lain Dari Resep Linimentum :
1.
Linimentum Ammonia
Linimentum Ammonia ( F.N. 1978)
|
|||
R/
|
Ammonia
Acid. oleinicum
Oleum sesami
|
20 ml
1 ml
70 ml
|
Pembuatan :
Oleum sesami yang
telah ditambahi acid. Oleinic. Dikocok dengan ammonia di dalam botol.
|
2.
Linimentum
Methyl Salicylas
Linimentum Methylis Salicylas
|
|||
R/
|
Methylis salicylas
Menthol
Ol. Eucalypti
Ol.
Arachidis ad
|
25 ml
4
ml
10 ml
100 ml
|
BAB III
KESIMPULAN
·
Bentuk sediaan obat adalah bentuk formulasi obat yang
ditujukan untuk dapat mencapai tempat aksinya di dalam tubuh. Efek farmakologi
obat berkaitan dgn konsentrasi obat pada tempat aksi (site of action) yaitu
Efek toksik dan Efek terapetik Pemilihan bentuk sediaan obat merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan pengobatan.
·
Menurut karakteristik fisik
konsistensinya, obat yg digunakan pada kulit dapat dibagi tiga kelompok, yaitu:
a.
Cairan kental atau encer : liniment
b.
Setengah padat: cream, pasta
c.
Lebih padat : sapo medicatus, emplastrum
·
Linimentum atau liniment adalah sediaan cair atau
kental, mengandung analgetikum dan zat yang mengandung sifat rubefasien,
melemaskan otot atau menghangatkan; digunakan sebagai obat luar.
·
Sifat-sifat linimentum yaitu sebagai berikut yaitu dipakai pada kulit yang utuh, apabila
pelarutnya minyak, iritasinya berkurang apabila dibandingkan dengan pelarut
alkohol dan linimentum dengan pelarut alkohol atau hidroalkohol baik digunakan
untuk tujuan counterrritan sedang pelarut minyak cocok untuk tujuan memijat
atau mengurut.
·
Adapun sediaan
Liniment di pasaran antara lain : Tawon Oil, Bacteria Restraining Liniment , Konicare Caju puti Oil, Muay Thai
Liniment (Liquid), Cap Lang Caju
Puti Oil, Equine Liniment Leg & Muscle, Minyak Urut GPU, Sloan’s Liniment, Methyl Salicylate Liniment dan Tiger
Liniment
·
Fungsi keseluruhan dari obat ini yaitu
sebagai linimentum anti scabies. Zat aktif sulfur
praecipitatum (belerang endap) bereaksi dengan substansi pada kulit agar
menghasilkan hydrogen sulfide, antibacterial yang berfungsi juga sebagai
anti-inflamasi dan menyebabkan kulit melepaskan sel mati. Mekanisme ini
membantu kecepatan penyembuhan akibat infeksi scabies. Penggunaan linimentum
ini digosokkan pelan-pelan pada bagian yang sakit.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2013. Linimentum. http://justanordinaryvet.
blogspot. com/ 2013/ 05/ linimentum.html. Diakses Pada
Tanggal 13 April 2014
Anonim.
2009. Sediaan Obat. http://riefarmasi.blogspot.com/2009/11/sediaan-obat.html. Diakses Pada
Tanggal 13 April 2014
Anonim. 2010. Pengertian
Linimentum. http:// farmasikendari. blogspot.
com/ 20101101archive.html. Diakses Pada Tanggal
12 April 201
Anonim.
2010. Linimentum Linimenta.http://
www.scribd.com/doc /70885578/24/ LINIMENTUM-LINIMENTA. Diakses Pada
Tanggal 13 April 2014
Anonim.
2014. Tata Cara Pembuatan Linimentum.http://ventriyamasi.blogspot
.com/2014/03/artikel-tentang-cara-pembuatan.html. Diakses Pada
Tanggal 14 April 2014
Anonim.
2009. Bentuk Sediaan Obat. http://farmakologi.
files.wordpress. com/ 2009/09/bentuk-sediaan-obat.pdf. Diakses Pada
Tanggal 13 April 2014
Anonim.
2011. Farmasetika Dasar Linimentum.http://gitamokoginta.blogspot.
com/2011/03/farmasetika-dasar-linimentum.html. Diakses Pada
Tanggal 13 April 2014
Anonim.
2009. Perihal Obat BSO. http://farmakologi.
files.wordpress.com /2009/ 02/perihal-obat-bso.pdf. Diakses Pada
Tanggal 14 April 2014
Anonim.
2010. Liniments. http://www.slideshare.net/BabaHopeKiragu/liniments-presentation. Diakses Pada
Tanggal 14 April 2014
Syamsuni H. 2006. Farmasetika dasar dan hitungan farmasi. Jakarta: EGC
0 komentar:
Posting Komentar